Monday, November 27, 2006

Diskon 50%

Kemarin jam 1 siang aku harusnya rapat di sekolah tapi aku malah
memilih untuk arisan. Bukan apa-apa, karena rencana arisan ini sudah
ada dalam agendaku dari bulan Ramadhan sedangkan undangan rapat
mendadak banget (baru muncul Sabtu jam 8 pagi).

Nah, tadi pagi begitu aku sampai sekolah, aku langsung menanyakan
agenda rapat kemarin pada teman-teman guru. Jawabannya, nanti jam 2
siang ada rapat lanjutan kok. Ya udah, aku santai aja, tetap konsen
dengan tugas ngajarku.

Jam 14.30 rapat dimulai. Yang ikut rapat 5 orang (aku, 3 teman guru,
dan wakil kepala sekolah). Di tengah rapat, langit gelap dan hujan
turun lumayan deras. Mungkin begitu juga yang dirasakan oleh kami,
para peserta rapat. Rapat selesai jam 16.30 lalu kami sholat ashar
berjama'ah dan aku yang jadi imamnya.

Selesai sholat, semua guru pulang kecuali aku. Aku sebenarnya bisa aja
pulang karena aku bawa jas hujanku yang baru dan belum pernah dipake
sekalipun. Tapi entah kenapa aku masih pingin di sekolah, untuk
meratapi nasib mungkin. Aku pulang jam 17.00, ketika hujan sudah reda.
Ternyata kebanyakan orang melakukan hal yang sama. Jadilah jalanan
penuh dengan kemacetan. Hal ini diperparah dengan banyaknya genangan
air pada lobang-lobang di jalan.

Aku sih maklum aja dengan banyaknya lobang di jalan. Ya begitu itu
namanya jalan, banyak lobangnya. Kalau di diskotik aku yakin beda. Di
diskotik dijamin ga ada lobang di jalan karena di sana adanya lobang
berjalan-jalan ;) Yaks... nulis apa aku ini.

Aku tidak meratapi nasib karena hujan ini. Bagiku hujan adalah berkah.
Hujan adalah rejeki. Hujan adalah bukti Allah masih sayang pada
makhlukNya. Begitu kata seorang ustadz yang mengisi kultum sholat
tarawih di masjid dekat kost-kostanku Ramadhan setahun yang lalu. Aku
meratapi nasib karena hasil dari rapat tadi. Aku sedih dengan hasil
rapat tadi. Tapi gimana lagi, ga ada jalan lainnya.

Aku jadi ingat kata-kata terakhir Bu Euis pada akhir rapat. Semoga
kita selalu berharap kepada Allah, tidak kepada manusia, karena
manusia terlalu gampang untuk mengecewakan harapan manusia lainnya.
Wuiih... Benar-benar bahasa yang tepat untuk menguatkan kembali
harapan kami saat itu.

Ya Allah, semoga aku dan kami semua termasuk makhlukMu yang masih
layak untuk menikmati segarnya tetes air hujanMu. Amin.

Dengan "Raihan - Damba CintaMu" menemaniku.

--
Iffan Arzanul Haq
Check http://www.arzanulhaq.cjb.net for more about me.

0 comments:

Blogger template 'Fundamental' by Ourblogtemplates.com 2008.

Jump to TOP

Blogger templates by OurBlogTemplates.com