Tuesday, July 15, 2008

Happy Wedding Day

Hari ini tepat 2 tahun saya menikah. Alhamdulillah, perjalanan di tahun kedua ini semakin indah. Apalagi setelah ada Kafin Hirzal Haq, anak pertama kami.

Mencoba merenungi apa yang sudah saya berikan ke keluarga selama ini, rasanya sangat belum cukup. Saya terkadang masih asyik ngoprek Linux di saat istri main ma Kafin. Kadang masih ngrengek minta laptop padahal dana lebih dibutuhkan untuk tabungan tempat tinggal :D dan lain sebagainya.

Tapi belakangan ini saya dah mulai sadar kok. Saya dah mulai bisa memenangkan Kafin daripada Linux meski rengekan laptop terkadang masih terdengar sayup-sayup :D

Beberapa hari yang lalu, seingat saya, Istri pernah memuji bahwa saya sudah bisa jadi Ayah yang hebat. Ini sudah tentu berkaitan dengan totalitas saya memenangkan Kafin dari segala macam godaan apapun. Sekarang saya paling telat sampai rumah Maghrib, inipun dengan alasan yang jelas. Dulu sering saya sampai rumah jam 21an dengan alasan (agak) banyak kerjaan ditambah (banyak) main OpenArena :D Sekarang Istri sudah bisa main game krece-krece hasil downloadan saya, yang berarti dia bisa sedikit santai di saat saya ngurusin Kafin (sambil baca artikel di laptop (sekolah) yang dibawa pulang).

Dilihat dari sisi Kafin, perjalanan 2 tahun ini bisa dibagi menjadi 3 fase. Fase pertama adalah fase menunggu Kafin selama 8 bulan. Fase kedua adalah fase Kafin ada di perut Bundanya selama 8 bulan (Kafin prematur). Dan yang terakhir fase kehadiran Kafin di dunia selama 8 bulan juga.

Flashback ke dua tahun yang lalu, saya menikah dalam kondisi tidak punya pekerjaan. Sebelum menikah, saya sudah mengajar di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta selama 1,5 tahun. Bapak mertua mengutarakan bahwa beliau merestui saya menikah dengan putrinya dengan syarat putrinya tidak jauh dari dia.

Tentu ini dilema bagi saya. Menikah berarti meninggalkan pekerjaan karena ga mungkin saya pulang pergi Yogya - Jakarta tiap minggu sekali hanya untuk ketemu sang Istri tercinta. Ini jelas boros biaya dan makan hati plus menghilangkan makna menikah di mana seharusnya si pasangan hidup bersama.

Ga menikah berarti saya gak realistis dan egois.
Kok bisa?
Ya bisa lah.
Saya ga realistis karena saya adalah sarjana pendidikan yang nantinya bakal bekerja sebagai seorang guru. Sudah bukan rahasia umum, bahwa gaji guru itu (sangat) kecil. Saya memilih untuk menikah dan meninggalkan pekerjaan karena saya berfikir jika saya menunda menikah dan tetap mempertahankan pekerjaan, saya ga akan memperoleh apapun.

Seandainya saya bersikukuh untuk menunda menikah dan menabung dulu, tabungan itu juga ga akan bertambah secara signifikan karena gaji guru kecil. Menabung untuk persiapan menikah (rumah dan segala isinya) akan mungkin jika saya seperti tokoh sinetron di negeri ini. Umur 20an, dah jadi dokter plus punya rumah n mobil mewah. Lha saya??? Guru??? Mau nabung untuk beli rumah plus mobil mewah?? Bisa jadi perjaka tua saya :D

Ini semua bukan berarti saya ga nabung sama sekali. Tabungan dari gaji saya cukup untuk membiayai pernikahan dengan segala tetek bengeknya tanpa berusaha merepotkan orang tua. Meski, Alhamdulillah peran dari Kakak dan Adik serta berbagai pihak tidak bisa dipungkiri.

Keadaan ini saya bicarakan ke (calon) Istri dan ia bisa menerima. Istri setuju kami menikah di saat saya belum punya rumah dan mobil mewah daripada pilihan lainnya (saya jadi perjaka tua ^-*). Seeeep dah.

Saya egois kalau memilih tidak menikah karena alasan usia Istri. FYI, usia terbaik bagi wanita untuk melahirkan keturunan yang berkualitas adalah di antara 20 sampai 30 tahun. Seandainya saya ga menikah, berarti saya membuang masa keemasan Istri untuk bisa memberikan buah hati yang berkualitas. Demi Allah, uang bisa dicari. Tapi sebanyak apapun uang, ia tidak bisa membeli waktu yang telah lewat.

Usia Istri dan kualitas buah hati lah yang menjadi alasan saya untuk mengambil keputusan menikah dengan segala resikonya. Buat apa menunda menikah ketika uang yang saya cari belum tentu terkumpul dan usia (calon) Istri jelas akan bertambah?

Kata temen saya yang Ustad sih, Allah akan menjamin rejeki bagi hambanya yang ingin menikah atau menuntut ilmu. Dan saya sudah membuktikan ini.

Saya mengalami kondisi ga punya kerjaan (setelah menikah) selama 2 minggu. Setelah itu, sesuai janjiNya, Allah memberikan saya pekerjaan dari arah yang ga pernah saya sangka. Alhamdulillah.

Ehmmmmm terus apa ya?
Oh ya, jadi bagi Anda yang masih berfikir untuk nabung demi rumah dan mobil mewah daripada usia Istri dan kualitas buah hati, pesan saya cuma satu. "Shame on You" :D

See U soon.

15 comments:

Anonymous

selamat yo mas, mbak ...

semoga mas iffan dan kelarga selalu dalam lindungan ALLAH SWT

kimia dan kita

Syukur Alhamdulilah kalo begitu.......


Semoga semakin tambah sayang sama Jeng Indah.....
Eh... sekalian ngingetin..... Ingat Sunah Rasul, Istri maksimal 4..... :)

iahaq

@ faiqfardian, thx n amin.

@ agil, amin. Istri satu aja ga habis-habis, gimana empat Gil?

Anonymous

mas.., golekke...
hehehhehe..

juitamayasari

Love...U...babe
muaaach....muach

Btw, jangan dengerin kata Mas Agil. Sunah Rasul masih banyak buanged selaen yang satu itu (yang padahal lebih banyak mudharat-nya.

iahaq

@ ngodod, gelem tak golekke tenan kie?

@ juitamayasari, tenang aja Bun. Agil ga bisa mempengaruhi aku kok.

[kurni]Awan_cLIK3rz

Assalamu'alaikum Ustadz Iffan, pie kabare....
dari cara merangkai kata kata ini, orang ini pasti punya segudang perhatian buat orang terdekatnya(family), Pa Iffan bagi saya;The Most ideal parent.
seperti kutub yg menjauh, keadaan itu justru malah membelakangi saya...(semoga tidak permanent)
God bless u, n' keep survive in live to long road to the best.

Anonymous

halo kang ifan..gimane kabarnye?
wah terakhir ketemu pas mantenmu je..saiki wis sukses punya momongan
kabarnya indah gimana?

btw mampir keblogku dong kapan2,komentari ya,maksude dikritik kurang apane..

semoga sehat selalu..btw aku sbentar lagi mau nyusul lho..pgn cpt2punya momongan juga sih..hehe,

iahaq

@ kurniawan, thx Wan. Sabar aja, kalau kita tetap semangat InsyaAllah semua bisa kita ubah.

@ jack al gondhex, kabar Endah silahkan cek juitamayasari.blogspot.com. OK, langsung mampir ke blogmu nih. Amin :D

Anonymous

Ah gur dosen ethok2x koq kang.... Aku ngajar Dasar Reaksi AnOrganik neng Kimia Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga <---- He.... he.... he.... Dadi Pak Gik kii, kekekeke.......

Anonymous

mau detik2 bulan puasa, cuman mo ngucapin
MINAL AIDIN WAL fAID'ZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN buat ustadz Iffan(sekarang ustadz, besok syekh)
sebelum berpuasa hi hari pertama, mari kita saling memaafkan, agar puasa kita lebih berkualitas dan bermakna...
mungkin selama ini punya salah kata, coment, reaksi apapun itu...maapin ya...maapin loh....

Anonymous

He... he... he..... Ngegosipin U mas, kkekekek....

Anonymous

wuaih, bukan gosip lagi...cari tauladan nya dmn, diikutin dech,
cemilan inspiratif:"...apa yang diberikan, baik itu berupa senyuman, pujian yg tulus, dekapan, perHatian, ucapan selaMat. Akan memberi dampak yg besar bagi si penerima maupun si pemebri.."
Happy dewing, hapi life 4ever lah...amin, min, Amin !

Endaruji Sedyadi

minal aidzin wal'fa idzin mohon maaf lahir dan bathin

Anonymous

alluw, sobat terbaik. Ada titipan ditempat saia, segera diambil ya, Pak RW dah nunggu buat serah terimanya.>:)

Blogger template 'Fundamental' by Ourblogtemplates.com 2008.

Jump to TOP

Blogger templates by OurBlogTemplates.com